Saya suka menuangkan isi pikiran saya dalam format yang paling sederhana: teks biasa. Kesukaan ini muncul dari latar belakang saya sebagai pemrogram dan wikipediawan. Saya sangat senang saat berkenalan dengan Markdown. Bahasa markah ini memungkinkan saya tetap menulis dengan teks biasa tanpa kehilangan kesempatan untuk memberi format-format standar yang diperlukan.
Mengapa
Anda harus diawali dengan huruf kapital? Kapan pun ditulis serangkai?
Mengapa p pada mempunyai dan k pada mengkaji tidak
luluh? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu menghantui benak saya saat kembali mempelajari
bahasa Indonesia. Ternyata, bukan saya saja yang mempertanyakan berbagai hal seputar
kebahasaan tersebut. Rekan-rekan di Twitter pun kerap menanyakan hal serupa
berulang-ulang. Hal itulah yang mendorong lahirnya
Pemaparan Tim Cook mengenai